Langsung ke konten utama

Kinerja Central Omega Resources (Saham DKFT) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q4 2024)

Dalam lanskap industri pertambangan Indonesia yang dinamis, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) menonjol sebagai emiten tambang yang menunjukkan kinerja operasional dan keuangan yang mengesankan sepanjang tahun 2024. Dengan pertumbuhan signifikan dalam produksi dan penjualan bijih nikel, serta peningkatan laba bersih yang substansial, DKFT menarik perhatian investor sebagai saham yang undervalue dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan. Artikel ini akan membahas secara mendalam profil perusahaan, kinerja keuangan, pergerakan harga saham, potensi pertumbuhan, serta risiko yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi pada saham DKFT.

Tambang Nikel

1. Tentang Central Omega Resources

PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) adalah perusahaan pertambangan yang fokus pada eksplorasi, penambangan, dan perdagangan bijih nikel. Dengan total aset sebesar Rp2,41 triliun per Juni 2023, DKFT telah menunjukkan komitmen untuk memperkuat posisinya di industri nikel melalui strategi ekspansi dan akuisisi. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah akuisisi PT Bumi Petra Makmur (BPM) pada Agustus 2023 melalui anak usahanya, PT Mulia Pacific Resources dan PT Mega Buana Resources. Akuisisi ini bertujuan untuk menambah cadangan nikel dan memperluas portofolio perusahaan dalam industri pertambangan nikel di Indonesia.  

Baca Juga: Kinerja Sunindo Pratama (saham SUNI) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q4 2024)

2. Kinerja Keuangan Central Omega Resources

Berdasarkan data Stockbit, DKFT mencatat kinerja keuangan yang luar biasa pada kuartal IV 2024. Pendapatan perusahaan mencapai Rp500 miliar, meningkat 58,4% dibandingkan Rp316 miliar pada kuartal IV 2023. Laba per saham (EPS) juga mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp13,61 per lembar, dibandingkan dengan kerugian Rp0,97 per lembar pada periode yang sama tahun sebelumnya.​

Secara tahunan (TTM), pendapatan DKFT mencapai Rp1,46 triliun pada kuartal IV 2024, meningkat 79,9% dari Rp812 miliar pada kuartal IV 2023. EPS tahunan juga melonjak 484,7% menjadi Rp64,94 per lembar dari Rp11,11 per lembar pada tahun sebelumnya. Free Cash Flow (FCF) perusahaan meningkat drastis sebesar 587,6% menjadi Rp612 miliar, dibandingkan Rp89 miliar pada tahun sebelumnya.​

Peningkatan ini didorong oleh lonjakan produksi dan penjualan bijih nikel. Produksi bijih nikel DKFT mencapai 2,95 juta metrik ton pada 2024, meningkat 130% dari 1,28 juta metrik ton pada 2023. Penjualan bijih nikel juga tumbuh 105% menjadi 2,59 juta metrik ton dari 1,27 juta metrik ton pada tahun sebelumnya. ​

3. Kinerja Harga Saham DKFT dan Valuasi

Dalam satu tahun terakhir, harga saham DKFT mengalami kenaikan sebesar 105,5%, mencapai Rp222 per lembar. Kenaikan ini jauh melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan 10,1% dalam periode yang sama.​

Saham DKFT vs IHSG April 2024-2025

Dari segi valuasi, saham DKFT tergolong undervalue dengan rasio Price to Sales (P/S) sebesar 0,86, Price to Earnings (P/E) sebesar 3,45, Price to Book Value (P/BV) sebesar 1,49, dan Price to Free Cash Flow (P/FCF) sebesar 2,06. Rasio-rasio ini menunjukkan bahwa saham DKFT diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, memberikan margin keamanan bagi investor dan potensi apresiasi harga di masa depan.

4. Potensi Pertumbuhan Perusahaan

​PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat berdasarkan kinerja operasional dan keuangan yang signifikan sepanjang tahun 2024. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mendukung prospek pertumbuhan perusahaan:​

  1. Lonjakan Produksi dan Penjualan Nikel
    Pada tahun 2024, DKFT mencatatkan peningkatan produksi bijih nikel sebesar 130% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 2,95 juta wet metric tons (WMT). Penjualan bijih nikel juga meningkat 105% year-on-year (YoY) pada kuartal IV 2024, mencapai 2,59 juta WMT.
  2. Ekspansi Strategis dan Diversifikasi
    DKFT melakukan ekspansi melalui akuisisi saham PT Bumi Bintang Silika (BBS), yang bergerak dalam eksplorasi batu kapur di Morowali Utara. Langkah ini menunjukkan upaya perusahaan dalam diversifikasi portofolio bisnisnya.
  3. Prospek Industri Nikel dan Kendaraan Listrik
    Permintaan global untuk nikel, terutama sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik (EV), diperkirakan akan terus meningkat. Sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi strategis dalam memenuhi kebutuhan ini, memberikan peluang pertumbuhan bagi DKFT.

5. Risiko yang Perlu Diperhatikan

Meskipun prospek DKFT sangat menjanjikan, investor perlu memperhatikan beberapa risiko yang mungkin mempengaruhi kinerja perusahaan:

  1. Cadangan Terbatas dan Umur Tambang Pendek
    DKFT memiliki cadangan nikel sebesar 14,3 juta wet metric tons (wmt), yang diperkirakan hanya cukup untuk 3–5 tahun operasi. Meskipun kualitas bijih premium hingga 2,1% menjadi nilai tambah, keterbatasan cadangan ini menimbulkan risiko keberlanjutan jangka panjang jika tidak ada penambahan cadangan baru.
  2. Ketergantungan pada Harga Komoditas Global
    Sebagai perusahaan yang berfokus pada pertambangan dan pengolahan nikel, kinerja DKFT sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga nikel global. Perubahan harga komoditas ini dapat berdampak signifikan terhadap pendapatan dan profitabilitas perusahaan.
  3. Risiko Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
    Perusahaan tambang di Indonesia terutama Nikel harus mematuhi regulasi yang ketat, seperti aturan ekspor, kewajiban pembangunan smelter, serta perizinan lingkungan. Perubahan mendadak dalam kebijakan pemerintah dapat berdampak langsung pada operasional dan profitabilitas DKFT.

Namun, dengan strategi diversifikasi dan ekspansi yang dijalankan, DKFT memiliki kemampuan untuk mengelola risiko-risiko tersebut dan tetap tumbuh secara berkelanjutan.

Baca Juga: Kinerja Akasha Wira International (ADES) Bertumbuh Bagus dan Undervalue​ (Laporan Q4 2024)

Kesimpulan

PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) telah menunjukkan kinerja yang luar biasa sepanjang tahun 2024, dengan pertumbuhan signifikan dalam produksi, penjualan, dan laba bersih. Valuasi saham yang rendah dibandingkan dengan kinerja keuangan yang solid menjadikan DKFT sebagai pilihan investasi yang menarik. Dengan prospek pertumbuhan yang cerah dalam industri kendaraan listrik dan strategi ekspansi yang agresif, DKFT memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang tinggi bagi investor jangka panjang. Meskipun terdapat beberapa risiko yang perlu diperhatikan, fundamental perusahaan yang kuat dan prospek industri yang positif menjadikan saham DKFT layak untuk dipertimbangkan dalam portofolio investasi Anda.

Disclaimer: Tolong baca halaman disclaimer ini sebelum menggunakan informasi ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bila Kamu Berinvestasi Rp 10 Juta di Saham Bank BCA (BBCA) 10 Tahun yang Lalu

Investasi saham telah menjadi salah satu cara populer untuk membangun kekayaan jangka panjang. Salah satu saham yang kerap menjadi pilihan investor di Indonesia adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Bank BCA dikenal sebagai bank terbesar di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan performa saham yang luar biasa dalam jangka panjang. Lantas, bagaimana jika kamu telah berinvestasi sebesar Rp 10 juta di saham BBCA sepuluh tahun yang lalu? Artikel ini akan membahas perjalanan harga saham BBCA selama satu dekade terakhir dan bagaimana nilai investasi tersebut berkembang.

Bagaimana Inflasi Mengikis Keuangan Kita

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak asing lagi bagi kita. Dalam istilah sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu periode waktu tertentu. Meski terlihat sederhana, dampaknya terhadap keuangan pribadi bisa sangat signifikan. Artikel ini akan membahas bagaimana inflasi mengikis daya beli kita, memengaruhi tabungan, dan langkah-langkah untuk melindungi diri dari dampaknya.

Solusi Sinergi Digital (WIFI) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q3 2024)

PT Solusi Sinergi Digital Tbk, atau yang lebih dikenal dengan kode saham WIFI, telah menjadi sorotan di pasar modal Indonesia. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang digital dan teknologi, WIFI menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa aspek fundamental. Artikel ini membahas profil perusahaan, kinerja keuangan, valuasi saham, potensi pertumbuhan, serta risiko yang harus diperhatikan.