PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menunjukkan performa luar biasa sepanjang tahun 2024. Dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan, perusahaan ini berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Namun, meskipun fundamental perusahaan menguat, harga saham SMRA justru mengalami penurunan, menjadikannya sebagai saham yang undervalue dan menarik untuk dipertimbangkan oleh para investor.
1. Tentang Summarecon Agung
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
adalah perusahaan pengembang properti terkemuka di Indonesia yang telah
beroperasi selama lebih dari empat dekade. Perusahaan ini dikenal dengan
pengembangan kawasan terpadu yang mencakup perumahan, pusat perbelanjaan,
perkantoran, dan fasilitas rekreasi. Beberapa proyek unggulan SMRA meliputi
Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, dan Summarecon Bekasi. Dengan
portofolio yang beragam dan strategi pengembangan yang berkelanjutan, SMRA
terus memperluas jangkauan bisnisnya di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Kinerja Paramita Bangun Sarana (PBSA) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q4 2024)
2. Kinerja Keuangan Summarecon
Agung
Berdasarkan Stockbit, pada kuartal keempat tahun 2024,
SMRA mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,08 triliun, meningkat 95,34%
dibandingkan dengan Rp1,57 triliun pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Laba
per saham (EPS) juga melonjak menjadi Rp26,63 per lembar, naik 289,91% dari
Rp6,84 per lembar pada Q4 2023.
Secara tahunan (TTM), pendapatan
SMRA mencapai Rp10,62 triliun, tumbuh 59,53% dari Rp6,66 triliun pada tahun
sebelumnya. EPS tahunan juga meningkat menjadi Rp83,19 per lembar, naik 79,28%
dari Rp46,40 per lembar pada 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan
pendapatan dari segmen pengembangan properti dan properti investasi.
3. Kinerja Harga Saham SMRA dan
Valuasinya
Meskipun kinerja keuangan SMRA menunjukkan pertumbuhan yang kuat, harga sahamnya justru mengalami penurunan sebesar 22,4% dalam setahun terakhir, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan IHSG yang hanya 9,7% pada periode yang sama.
Penurunan harga ini justru membuka peluang bagi investor, karena menjadikan saham SMRA sebagai pilihan investasi yang undervalue. Selain itu saham SMRA memberikan dividen yield sebesar 2,3% yang kemungkinan akan naik di tahun 2025 ini karena kinerja bisnis yang bertumbuh. Berdasarkan valuasi terkini, saham SMRA memiliki rasio Price to Sales (P/S) sebesar 0,6, Price to Earnings (P/E) sebesar 4,66, Price to Book Value (P/BV) sebesar 0,58, dan Price to Free Cash Flow (P/FCF) sebesar 14,9. Rasio-rasio ini mencerminkan bahwa saham SMRA saat ini diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, sehingga memberikan potensi keuntungan jangka panjang yang menarik bagi investor yang mencari saham dengan fundamental kuat namun dihargai rendah oleh pasar.
4. Potensi Pertumbuhan Summarecon
Agung
SMRA memiliki prospek pertumbuhan
yang cerah dengan rencana ekspansi yang agresif. Perusahaan menargetkan
pra-penjualan sebesar Rp5 triliun pada tahun 2024, didukung oleh pembukaan
proyek ke-9, Summarecon Tangerang, dan delapan proyek lainnya yang sedang
berjalan.
Selain itu, SMRA mengalokasikan
belanja modal sebesar Rp2 triliun pada tahun 2025 untuk pengembangan properti
dan investasi, termasuk pembangunan Summarecon Mall Bekasi tahap 2, Summarecon
Mall Makassar, dan Hotel Harris Serpong. Dengan cadangan lahan seluas 1.900
hektare, SMRA memiliki ruang yang luas untuk ekspansi di masa depan.
5. Risiko yang Perlu
Diperhatikan
Meskipun prospek pertumbuhan SMRA
menjanjikan, investor perlu mempertimbangkan beberapa risiko, seperti fluktuasi
kondisi makroekonomi, perubahan kebijakan pemerintah terkait sektor properti,
dan persaingan yang ketat di industri ini. Namun, dengan manajemen yang
berpengalaman dan strategi bisnis yang solid, SMRA memiliki kapasitas untuk
mengelola risiko-risiko tersebut dan tetap tumbuh secara berkelanjutan.
Baca Juga: Kinerja Bayu Buana (Saham BAYU) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q4 2024)
Kesimpulan
Kinerja keuangan SMRA pada tahun
2024 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan peningkatan pendapatan dan
laba bersih yang kuat. Meskipun harga sahamnya mengalami penurunan, rasio
valuasi yang rendah menjadikan SMRA sebagai saham yang undervalue dan menarik
untuk investasi jangka panjang. Dengan rencana ekspansi yang agresif dan
prospek pertumbuhan yang cerah, SMRA layak dipertimbangkan oleh investor yang
mencari peluang di sektor properti Indonesia.
Disclaimer: Tolong baca halaman disclaimer ini sebelum menggunakan informasi ini.
Komentar
Posting Komentar