Langsung ke konten utama

Kinerja Aneka Tambang (ANTM) Bertumbuh Pesat dan Undervalue (Laporan Q4 2024)

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), perusahaan pertambangan milik negara Indonesia, menunjukkan kinerja keuangan yang mengesankan pada kuartal keempat tahun 2024. Dengan lonjakan pendapatan dan laba bersih yang signifikan, serta valuasi saham yang masih menarik, ANTM menjadi sorotan para investor yang mencari peluang investasi undervalue dengan prospek pertumbuhan jangka panjang.​

Antam (ANTM)

1. Tentang Aneka Tambang

Didirikan pada tahun 1968, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah perusahaan pertambangan terintegrasi yang fokus pada eksplorasi, penambangan, pengolahan, dan pemasaran berbagai mineral, termasuk nikel, emas, bauksit, dan batu bara. Sebagai bagian dari Holding BUMN Pertambangan Indonesia (MIND ID), ANTM memiliki peran strategis dalam pengembangan industri pertambangan nasional. Perusahaan ini mengoperasikan beberapa fasilitas pengolahan, termasuk pabrik feronikel dan kilang emas, serta memiliki cadangan mineral yang signifikan di berbagai wilayah Indonesia.​

Baca Juga: Kinerja Sariguna Primatirta (Saham CLEO) Bertumbuh Bagus dan Fair Value (Laporan Q4 2024)

2. Kinerja Keuangan Antam

Berdasarkan Stockbit, pada kuartal keempat tahun 2024, ANTM mencatatkan pendapatan sebesar Rp25,99 triliun, meningkat 156,17% dibandingkan dengan Rp10,15 triliun pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih per saham (EPS) juga melonjak menjadi Rp60,17 per lembar, naik 531,1% dari Rp9,53 per lembar pada Q4 2023.​

Secara tahunan (TTM), pendapatan mencapai Rp69,19 triliun, meningkat 68,55% dari Rp41,05 triliun pada tahun sebelumnya. EPS tahunan juga mengalami kenaikan menjadi Rp151,77 per lembar, naik 18,5% dari Rp128,07 per lembar. Namun, free cash flow (TTM) mengalami penurunan sebesar 14,4% menjadi Rp2,5 triliun dari Rp2,92 triliun pada tahun sebelumnya.​

Margin laba kotor perusahaan tercatat sebesar 9,21%, sementara margin laba bersih mencapai 5,56%. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing sebesar 8,19% dan 11,59%, menunjukkan efisiensi penggunaan aset dan ekuitas dalam menghasilkan laba.​

3. Kinerja Harga Saham ANTM dan Valuasinya

Dalam satu tahun terakhir, harga saham ANTM mengalami kenaikan sebesar 34,5%, mencapai Rp2.140 per lembar, mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan sebesar 6,6% dalam periode yang sama.​

Saham ANTM vs IHSG April 2024-2025

Dari sisi valuasi, ANTM memiliki rasio Price to Sales (P/S) sebesar 0,74, Price to Earnings (P/E) sebesar 14,1, Price to Book Value (P/BV) sebesar 1,63, dan Price to Free Cash Flow (P/FCF) sebesar 20,55. Rasio-rasio ini menunjukkan bahwa saham ANTM masih tergolong undervalue, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata industri pertambangan. Dengan pertumbuhan kinerja keuangan yang solid dan valuasi yang menarik, ANTM menawarkan potensi capital gain yang signifikan bagi para investor.​

4. Potensi Pertumbuhan Antam

ANTM memiliki prospek pertumbuhan yang cerah di masa depan, didukung oleh beberapa faktor strategis. Pertama, perusahaan berencana untuk memulai pembangunan dua fasilitas pengolahan nikel baru pada tahun 2025, bekerja sama dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Ltd (CBL) dari China. Proyek ini bertujuan untuk mendukung ambisi Indonesia menjadi pusat produksi kendaraan listrik (EV) dengan memproduksi bahan baku baterai EV. ​

Kedua, ANTM bersama dengan Inalum telah meluncurkan kilang alumina senilai $941 juta di Kalimantan Barat, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 1 juta metrik ton alumina dari 3,3 juta ton bauksit. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan industri pengolahan mineral dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

Ketiga, ANTM mengalokasikan belanja modal sebesar $723 juta untuk ekspansi pertambangan selama lima tahun ke depan, fokus pada eksplorasi emas, bauksit, dan nikel. Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan cadangan dan sumber daya mineral perusahaan, serta memperkuat posisi ANTM di sektor pertambangan global. ​

5. Risiko yang Perlu Diperhatikan

Meskipun prospek pertumbuhan ANTM sangat menjanjikan, investor perlu mempertimbangkan beberapa risiko yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Fluktuasi harga komoditas global, seperti emas dan nikel, dapat berdampak pada pendapatan dan laba perusahaan. Selain itu, tantangan operasional, seperti kenaikan biaya produksi dan potensi keterlambatan proyek, juga perlu diperhatikan.​

Namun, ANTM telah menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik terhadap dinamika pasar dan memiliki strategi diversifikasi produk serta ekspansi yang solid. Dengan manajemen risiko yang efektif dan dukungan dari pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas, ANTM tetap menjadi pilihan investasi yang menarik meskipun ada risiko-risiko tersebut.​

Baca Juga: Kinerja Resource Alam Indonesia (saham KKGI) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q4 2024)

Kesimpulan

Kinerja keuangan ANTM pada Q4 2024 menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan peningkatan signifikan dalam pendapatan dan laba bersih. Valuasi saham yang masih undervalue, ditambah dengan prospek pertumbuhan yang cerah melalui ekspansi ditambah dengan prospek pertumbuhan yang cerah melalui ekspansi fasilitas pengolahan dan diversifikasi mineral, menjadikan ANTM sebagai salah satu emiten tambang yang patut diperhatikan investor.

Didukung oleh inisiatif hilirisasi industri mineral yang dicanangkan pemerintah, serta kolaborasi strategis dengan mitra global di sektor kendaraan listrik dan pengolahan alumina, ANTM memiliki peluang besar untuk terus memperkuat posisi domestik maupun internasional. Walaupun terdapat risiko dari volatilitas harga komoditas dan tantangan operasional, prospek jangka panjang perusahaan tetap positif berkat fondasi keuangan yang solid, cadangan mineral yang melimpah, serta arah strategis yang jelas.

Oleh karena itu, bagi investor jangka panjang yang mencari saham sektor riil dengan fundamental kuat dan katalis pertumbuhan masa depan, ANTM merupakan pilihan yang layak untuk dikoleksi.

Disclaimer: Tolong baca halaman disclaimer ini sebelum menggunakan informasi ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bila Kamu Berinvestasi Rp 10 Juta di Saham Bank BCA (BBCA) 10 Tahun yang Lalu

Investasi saham telah menjadi salah satu cara populer untuk membangun kekayaan jangka panjang. Salah satu saham yang kerap menjadi pilihan investor di Indonesia adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Bank BCA dikenal sebagai bank terbesar di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan performa saham yang luar biasa dalam jangka panjang. Lantas, bagaimana jika kamu telah berinvestasi sebesar Rp 10 juta di saham BBCA sepuluh tahun yang lalu? Artikel ini akan membahas perjalanan harga saham BBCA selama satu dekade terakhir dan bagaimana nilai investasi tersebut berkembang.

Bagaimana Inflasi Mengikis Keuangan Kita

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak asing lagi bagi kita. Dalam istilah sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu periode waktu tertentu. Meski terlihat sederhana, dampaknya terhadap keuangan pribadi bisa sangat signifikan. Artikel ini akan membahas bagaimana inflasi mengikis daya beli kita, memengaruhi tabungan, dan langkah-langkah untuk melindungi diri dari dampaknya.

Solusi Sinergi Digital (WIFI) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q3 2024)

PT Solusi Sinergi Digital Tbk, atau yang lebih dikenal dengan kode saham WIFI, telah menjadi sorotan di pasar modal Indonesia. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang digital dan teknologi, WIFI menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa aspek fundamental. Artikel ini membahas profil perusahaan, kinerja keuangan, valuasi saham, potensi pertumbuhan, serta risiko yang harus diperhatikan.