Banyak investor pemula merasa panik saat pasar saham jatuh. Mereka terburu-buru menjual saham karena takut kerugian makin besar. Padahal, para investor sukses dunia justru menantikan momen kejatuhan pasar untuk meraih keuntungan paling besar.
Mengapa begitu? Karena dalam dunia investasi, uang besar justru dihasilkan saat
harga saham anjlok, bukan ketika semua orang euforia membeli.
Artikel ini akan membahas secara
lengkap mengapa kejatuhan pasar saham sebenarnya membuka peluang keuntungan
besar, bagaimana strategi investor profesional memanfaatkannya, dan apa yang
bisa Anda lakukan agar ikut mendapatkan manfaatnya.
1. Mindset yang Salah Saat
Pasar Jatuh
Mayoritas investor pemula
berpikir bahwa kejatuhan pasar adalah bencana. Begitu melihat indeks merah,
mereka langsung melakukan panic selling. Namun, inilah jebakan psikologis yang
justru membuat kerugian makin dalam.
Beberapa kesalahan umum yang
sering dilakukan investor saat pasar jatuh:
- Panic selling → menjual saham di harga
rendah karena takut harga makin turun.
- Mengikuti arus massa → ikut-ikutan menjual
tanpa analisis.
- Melupakan fundamental → lebih fokus pada
harga harian, bukan nilai intrinsik perusahaan.
- Tidak punya rencana investasi → keputusan
diambil secara emosional, bukan rasional.
Padahal, justru saat pasar jatuh,
saham-saham bagus sering dijual dengan diskon besar-besaran. Bagi investor yang
sabar, ini adalah kesempatan emas.
2. Prinsip Dasar: Beli Saat
Murah, Jual Saat Mahal
Pepatah klasik dari Warren
Buffett berbunyi:
“Be fearful when others are
greedy, and be greedy when others are fearful.”
Artinya, Anda seharusnya berani
membeli saat orang lain takut, dan berhati-hati menjual saat semua orang
euforia. Dalam sejarah pasar saham, pola ini selalu berulang:
- Ketika harga saham jatuh drastis → peluang membeli
terbuka lebar.
- Saat harga mulai pulih dan tren naik → Anda bisa
menjual dengan keuntungan besar.
Contohnya, saat pandemi COVID-19
pada Maret 2020, IHSG sempat anjlok dari sekitar 6.200 ke 3.900 atau turun
lebih dari 35%. Banyak investor panik menjual saham mereka, padahal setelah itu
pasar perlahan pulih, bahkan beberapa saham naik ratusan persen.
Jika pada saat itu Anda berani
membeli saham-saham fundamental kuat seperti BBCA, BBRI, TLKM, kemungkinan
besar sekarang portofolio Anda sudah berlipat ganda.
3. Bagaimana Investor Besar
Mengambil Keuntungan Saat Pasar Jatuh
Mari kita lihat bagaimana para
investor profesional dan institusi memanfaatkan kejatuhan pasar:
a. Mengumpulkan Saham Murah
Ketika pasar panik, harga
saham-saham perusahaan besar ikut terkoreksi jauh di bawah nilai wajarnya.
Investor besar menggunakan strategi buy the dip, membeli saham-saham
berkualitas dengan harga diskon.
b. Diversifikasi Portofolio
Mereka tidak asal membeli, tetapi
fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat di sektor-sektor potensial,
misalnya perbankan, teknologi, atau komoditas.
c. Menyiapkan Dana Cadangan
Investor profesional selalu
menyisihkan sebagian portofolio mereka sebagai cash reserve. Uang tunai ini
digunakan saat ada peluang membeli saham di harga bawah.
d. Berpikir Jangka Panjang
Mereka tidak memikirkan fluktuasi
harian, melainkan fokus pada prospek 3–5 tahun ke depan. Dengan kesabaran,
keuntungan besar lebih mudah dicapai.
4. Peluang Besar Selalu Datang
Saat Krisis
Dalam sejarah pasar modal global,
setiap krisis justru melahirkan investor sukses. Berikut beberapa contoh nyata:
Tahun |
Peristiwa |
Penurunan Pasar |
Kenaikan Setelah Pulih |
1998 |
Krisis Moneter Asia |
IHSG -55% |
Pulih +180% dalam 3 tahun |
2008 |
Krisis Subprime Mortgage |
IHSG -51% |
Pulih +220% dalam 2,5 tahun |
2020 |
Pandemi COVID-19 |
IHSG -35% |
Pulih +85% dalam 18 bulan |
Dari tabel di atas, terlihat
jelas bahwa setiap kali pasar jatuh, investor yang berani membeli saham
berkualitas pada harga rendah selalu menikmati keuntungan luar biasa saat pasar
pulih.
5. Strategi Menghasilkan
Keuntungan Saat Pasar Jatuh
Berikut beberapa langkah praktis
agar Anda bisa memanfaatkan peluang saat pasar saham terkoreksi:
a. Fokus pada Saham
Fundamental Kuat
Carilah perusahaan dengan:
- Laba konsisten
- Utang rendah
- Punya keunggulan kompetitif
- Prospek jangka panjang cerah
Contoh di Indonesia: BBCA,
BBRI, UNVR, TLKM, ASII. Saham-saham ini sering ikut terkoreksi saat pasar
jatuh, tetapi biasanya cepat pulih.
b. Lakukan Average Down
Jika Anda sudah punya saham dan
harganya turun, bukan berarti harus langsung cut loss. Selama fundamentalnya
bagus, Anda bisa membeli di harga lebih rendah untuk menurunkan harga rata-rata
pembelian.
c. Siapkan Dana Darurat
Investasi
Jangan gunakan semua uang
sekaligus. Siapkan sebagian modal dalam bentuk cash agar ketika harga
turun drastis, Anda siap membeli tanpa harus menjual aset lain.
d. Pahami Psikologi Pasar
Investor sukses tahu bahwa sentimen
pasar bersifat sementara. Saat berita buruk membanjiri media, jangan ikut
panik. Lakukan riset dan ambil keputusan berdasarkan data, bukan emosi.
e. Gunakan Strategi Dollar
Cost Averaging (DCA)
Alih-alih menebak kapan harga
terendah, Anda bisa membeli saham dalam jumlah tetap secara berkala. Dengan
cara ini, risiko salah timing bisa diminimalisir.
6. Risiko yang Harus
Diwaspadai
Meski peluangnya besar,
berinvestasi saat pasar jatuh tetap punya risiko. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
- Saham murahan vs saham murah → Tidak semua
saham yang harganya turun layak dibeli. Pastikan bedakan saham bagus yang
sedang diskon dengan saham perusahaan bermasalah.
- Jangan over-leverage → Jangan berutang hanya
untuk membeli saham. Risiko margin call bisa membuat kerugian berlipat.
- Sabar menunggu pemulihan → Pasar tidak
selalu pulih dalam hitungan minggu, kadang butuh waktu bertahun-tahun.
Kesimpulan
Kejatuhan pasar saham bukanlah
bencana, melainkan pintu menuju keuntungan besar bagi mereka yang siap.
Investor yang panik dan menjual di harga rendah akan merugi, sedangkan mereka
yang sabar, disiplin, dan fokus pada fundamental justru akan menikmati keuntungan
berlipat saat pasar pulih.
Kuncinya adalah:
- Tetap tenang saat pasar jatuh.
- Siapkan cash untuk membeli saham-saham
diskon.
- Fokus pada jangka panjang, bukan fluktuasi
harian.
Seperti kata Warren Buffett:
“Pasar saham adalah alat untuk
memindahkan uang dari orang yang tidak sabar ke orang yang sabar.”
Dengan memahami prinsip ini, Anda tidak hanya akan bertahan menghadapi krisis, tetapi juga memanfaatkannya untuk membangun kekayaan jangka panjang.
Komentar
Posting Komentar