Pada Q1 2025,
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (ticker: NCKL) membukukan kinerja keuangan yang
impresif. Meskipun harga sahamnya sempat terkoreksi, lonjakan laba dan rasio
profitabilitas menunjukkan potensi gemilang ke depan. Dalam artikel ini, kita
akan membedah perusahaan, performa keuangan, valuasi saham, prospek
pertumbuhan, serta risiko utama, dan mengapa NCKL bisa menjadi pilihan menarik
dalam portofolio investor.
Tentang Trimegah Bangun
Persada
NCKL adalah bagian dari Grup
Harita, konglomerasi berbasis di Samarinda yang fokus pada tambang (termasuk
nikel, batubara), kayu lapis, dan properti. NCKL mengintegrasikan proses
tambang, smelter, serta hilirisasi nikel, menghasilkan produk FeNi, MHP,
nickel-sulfate, dan cobalt-sulfate untuk pasar domestik dan internasional,
termasuk China dan Swiss.
Perusahaan mulai beroperasi sejak
2011 (tambang bijih nikel di Obi), memasuki hilirisasi sejak 2014, dan resmi
IPO pada 2023. Kini, NCKL mengoperasikan beberapa smelter dan pabrik EV-battery
secara bertahap, dan terus memperluas kapasitas di 2025
Kinerja Keuangan Trimegah
Bangun Persada
Pada kuartal pertama tahun 2025,
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) mencatatkan kinerja keuangan yang solid
dengan pendapatan sebesar Rp7,13 triliun, naik 18,14% dibandingkan Rp6,03
triliun pada kuartal pertama tahun sebelumnya. Laba per saham (EPS) juga
meningkat signifikan sebesar 65,39%, dari Rp15,87 menjadi Rp26,26 per lembar.
Secara trailing twelve months (TTM), pendapatan perusahaan mencapai Rp28,06
triliun, tumbuh 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
Rp25,1 triliun. Sementara itu, EPS TTM tercatat sebesar Rp111,49 per lembar,
naik 34% dari Rp83,23. Dari sisi profitabilitas, perusahaan membukukan gross
profit margin sebesar 29,48% dan net profit margin yang impresif sebesar
23,25%. Rasio profitabilitas lainnya juga menunjukkan performa yang kuat,
dengan return on asset (ROA) sebesar 12,73% dan return on equity (ROE) mencapai
21,55%. Selain itu, struktur permodalan NCKL terjaga dengan baik, tercermin
dari debt to equity ratio yang relatif rendah, yaitu sebesar 0,32.
Kinerja Harga Saham NCKL dan
Valuasinya
Pada saat artikel ini ditulis saham NCKL diperdagangkan di Rp700/lembar. Dalam satu tahun terakhir, harga saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) mengalami penurunan sebesar 28,5% dan saat ini berada di kisaran Rp700 per lembar. Penurunan ini jauh tertinggal dibandingkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru tumbuh sekitar 5% pada periode yang sama namun hal ini justru menciptakan peluang undervalue. Selain itu saham NCKL memberikan dividen yield sebesar 3,86% yang menjadi nilai tambah hasil investasi.
Meski demikian, dari sisi valuasi, saham
NCKL terlihat cukup menarik. Dengan rasio Price to Sales (P/S) TTM sebesar 1,57
dan Price to Earnings (P/E) TTM hanya 6,28, saham ini diperdagangkan jauh di
bawah rata-rata sektor pertambangan, yang umumnya memiliki P/E di atas 10.
Selain itu, Price to Book Value (P/BV) TTM berada di level 1,35, menunjukkan
bahwa saham ini belum sepenuhnya mencerminkan nilai aset bersihnya. Price to
Free Cash Flow (P/FCF) TTM juga masih tergolong wajar di angka 9,65. Secara
keseluruhan, valuasi yang rendah ini mengindikasikan bahwa saham NCKL saat ini
berada dalam kondisi undervalue, memberikan peluang menarik bagi investor yang
mencari saham dengan fundamental kuat namun dihargai murah oleh pasar.
Potensi Pertumbuhan Trimegah
Bangun Persada
PT Trimegah Bangun Persada Tbk
(NCKL) memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan, didukung oleh sejumlah
faktor strategis. Salah satunya adalah ekspansi kapasitas smelter dan pabrik
bahan baku baterai kendaraan listrik (EV). Fase pertama proyek smelter KPS dan
GTS telah memasuki tahap ramp-up pada kuartal pertama 2025, sementara fase
kedua dan ketiga dijadwalkan selesai pada akhir 2025 hingga 2026. Di saat yang
sama, pembangunan fasilitas produksi material EV seperti Mixed Hydroxide
Precipitate (MHP) dan nickel sulfate terus berjalan, yang diharapkan akan
memperkuat kontribusi pendapatan dari segmen hilirisasi dan meningkatkan margin
perusahaan.
Selain itu, NCKL juga melakukan
diversifikasi pasar dan produk, tidak hanya memproduksi feronikel (FeNi) untuk
kebutuhan stainless steel, tetapi juga memasuki pasar bahan baku baterai EV
dengan target ekspor ke negara seperti China dan Swiss, serta memenuhi
permintaan domestik yang terus berkembang. Meski harga nikel global sempat
melemah hingga menyentuh kisaran US$15.000 per ton, sejumlah analis meyakini
harga tersebut telah berada di titik bawah dan berpotensi naik kembali seiring
meningkatnya permintaan dari sektor kendaraan listrik dan industri manufaktur
global.
Dari sisi makro, berbagai
sentimen positif seperti insentif kendaraan listrik di Amerika Serikat,
kebijakan tarif impor, pergeseran rantai pasok global dari China, hingga
program hilirisasi nasional Indonesia turut memperkuat prospek jangka panjang
komoditas nikel. Dengan pertumbuhan volume produksi yang terus meningkat,
efisiensi biaya, dan diversifikasi produk yang semakin luas, NCKL memiliki
fondasi yang kuat untuk mencetak pertumbuhan laba dan arus kas secara
berkelanjutan di masa depan.
Risiko yang Perlu Diperhatikan
Meskipun prospek PT Trimegah
Bangun Persada Tbk (NCKL) terlihat positif, investor tetap perlu mewaspadai
beberapa risiko yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Salah satu risiko
utama adalah fluktuasi harga nikel global. Jika harga nikel kembali turun di
bawah US$14.000 per ton, margin keuntungan dari aktivitas smelter bisa
tertekan, yang pada akhirnya dapat melemahkan sentimen pasar terhadap saham
NCKL.
Selain itu, perkembangan
teknologi baterai kendaraan listrik yang cenderung mengarah pada dominasi jenis
Lithium Iron Phosphate (LFP) juga dapat mengurangi permintaan terhadap nikel
berkadar tinggi, sehingga memperbesar potensi diskon pada produk hilir NCKL.
Risiko lain yang patut diperhatikan adalah potensi keterlambatan dalam eksekusi
proyek, khususnya pada fase kedua dan ketiga ekspansi smelter, yang dapat
menurunkan kontribusi laba secara konsolidasi.
Tak kalah penting adalah risiko
regulasi, seperti perubahan kebijakan lingkungan, tarif royalti baru, atau
aturan ekspor yang dapat meningkatkan biaya operasional perusahaan. Kendati
demikian, margin perusahaan yang masih besar, arus kas yang positif, serta
proyek ekspansi yang sejauh ini berjalan sesuai rencana menjadi penyangga utama
terhadap risiko-risiko tersebut. Dengan valuasi saham yang tergolong murah,
investor jangka menengah hingga panjang dapat melihat koreksi harga saat ini
sebagai peluang strategis untuk masuk ke saham dengan fundamental yang kuat.
Baca Juga: Kinerja Indonesia Fibreboard Industry (IFII) Bertumbuh Bagus dan Undervalue (Laporan Q1 2025)
Kesimpulan
Berdasarkan kinerja keuangan yang
solid, valuasi yang menarik, serta prospek pertumbuhan jangka panjang yang
menjanjikan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) menunjukkan karakteristik
saham undervalue dengan potensi upside yang kuat. Meski harga saham sempat
terkoreksi dalam satu tahun terakhir, fundamental perusahaan tetap kokoh dengan
pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan, margin profitabilitas tinggi,
serta struktur modal yang sehat. Ekspansi smelter dan diversifikasi ke produk
hilir baterai EV menjadi katalis utama pertumbuhan ke depan, didukung oleh tren
global elektrifikasi dan hilirisasi nasional. Walaupun terdapat sejumlah
risiko, seperti fluktuasi harga nikel, perubahan regulasi, dan tantangan
eksekusi proyek, faktor-faktor tersebut sejauh ini masih dalam kendali
manajemen. Dengan demikian, bagi investor yang mencari saham berkualitas dengan
valuasi menarik dan eksposur ke sektor strategis masa depan, NCKL layak untuk
dipertimbangkan sebagai bagian dari portofolio jangka menengah hingga panjang.
Komentar
Posting Komentar