PT Jasa Marga (Persero) Tbk
(JSMR) telah menunjukkan kinerja yang mengesankan dalam beberapa tahun
terakhir, menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam industri jalan tol di
Indonesia. Meskipun menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik, perusahaan
ini berhasil mencatat pertumbuhan signifikan dalam pendapatan dan laba inti.
Menariknya, penurunan harga saham JSMR dalam setahun terakhir menjadikannya
undervalue, sehingga menawarkan peluang investasi yang menarik bagi para
investor. Artikel ini akan membahas secara mendalam profil perusahaan, kinerja
keuangan, pergerakan harga saham dan valuasi, potensi pertumbuhan, serta risiko
yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi di saham JSMR.
1. Tentang Jasa Marga
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
didirikan pada tahun 1978 dan merupakan perusahaan milik negara yang bergerak
di bidang pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan jalan tol di Indonesia.
Sebagai pionir dalam industri ini, Jasa Marga memiliki peran strategis dalam
pengembangan infrastruktur transportasi nasional, mendukung mobilitas
masyarakat dan distribusi logistik di seluruh negeri. Hingga akhir tahun 2024,
perusahaan menguasai 43% pangsa pasar tol nasional dengan total jalan tol
beroperasi sepanjang 1.286 km dan konsesi mencapai 1.736 km. Jaringan jalan tol
yang luas ini mencakup koridor-koridor utama yang menghubungkan berbagai
wilayah strategis di Indonesia, menjadikan Jasa Marga sebagai tulang punggung
transportasi darat nasional.
Baca Juga: Investasi Saham Tidaklah Seseram yang Dibayangkan
2. Kinerja Keuangan JSMR
Menurut Stockbit, pada kuartal keempat tahun 2024,
Jasa Marga mencatat pendapatan sebesar Rp8,33 triliun, meningkat 15,21%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,23 triliun.
Laba per saham (EPS) pada kuartal tersebut mencapai Rp170,18 per lembar, naik
50,87% dari Rp112,85 per lembar pada kuartal keempat 2023. Secara keseluruhan
dalam 12 bulan terakhir (TTM) hingga Q4 2024, pendapatan perusahaan mencapai
Rp28,7 triliun, tumbuh 34,63% dari Rp21,32 triliun pada periode yang sama tahun
sebelumnya. Namun, EPS TTM mengalami penurunan sebesar 33,24%, dari Rp936,03
per lembar pada Q4 2023 menjadi Rp624,92 per lembar pada Q4 2024. Penurunan EPS
ini disebabkan oleh penurunan keuntungan dari nilai wajar dari Rp4,01 triliun ke
Rp186,4 miliar.
3. Kinerja Harga Saham JSMR
dan Valuasinya
Dalam setahun terakhir, harga saham JSMR mengalami penurunan sebesar 29,8% hingga mencapai Rp3.980 per lembar, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya sebesar 10,9% pada periode yang sama.
Penurunan ini menjadikan
saham JSMR berada dalam posisi undervalue, yang tercermin dari beberapa rasio
valuasi seperti Price to Sales (P/S) TTM sebesar 1,01, Price to Earnings (P/E)
TTM sebesar 6,37, dan Price to Book Value (P/BV) TTM sebesar 0,85. Rasio P/S
sebesar 1,01 tergolong rendah dan mengindikasikan potensi undervalue. Selain
itu, rasio P/E sebesar 6,37 menegaskan bahwa saham ini diperdagangkan dengan
harga yang relatif murah dibandingkan dengan laba yang dihasilkan. Sementara itu, rasio P/BV sebesar 0,85 menunjukkan bahwa saham
JSMR diperdagangkan di bawah nilai buku perusahaan, menjadikannya pilihan
menarik bagi investor yang mencari saham dengan valuasi yang menarik dan
potensi apresiasi harga di masa depan.
4. Potensi Pertumbuhan Jasa
Marga
Jasa Marga memiliki prospek pertumbuhan yang cerah, didukung oleh berbagai faktor strategis:
- Ekspansi Jaringan Tol: Perusahaan terus memperluas jaringan jalan tol dengan menggarap beberapa proyek baru, seperti Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, dan Jalan Tol Akses Patimban. Ekspansi ini diharapkan meningkatkan pendapatan dan memperkuat posisi Jasa Marga di industri jalan tol nasional.
- Penyesuaian Tarif Tol: Jasa Marga secara rutin melakukan penyesuaian tarif tol sesuai dengan regulasi pemerintah dan inflasi. Penyesuaian ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan dan menjaga profitabilitas perusahaan.
- Optimalisasi Kinerja Keuangan: Perusahaan telah melakukan berbagai strategi untuk memperkuat struktur keuangan, seperti konsolidasi ruas tol melalui pembelian kembali unit Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan menggandeng mitra strategis dalam equity financing PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT). Langkah-langkah ini telah meningkatkan solvabilitas dan efisiensi operasional perusahaan.
5. Risiko yang Perlu
Diperhatikan
Meskipun prospek Jasa Marga terlihat menjanjikan, investor perlu mempertimbangkan beberapa risiko berikut:
- Beban Utang yang Signifikan: Ekspansi agresif perusahaan memerlukan pendanaan besar, yang meningkatkan beban utang. Meskipun rasio Debt to Equity Ratio (DER) telah turun menjadi 1,9x pada akhir 2024 dari sebelumnya 2,3x, tingkat utang yang masih tinggi dapat menjadi tantangan jika terjadi kenaikan suku bunga atau perlambatan ekonomi yang mempengaruhi arus kas perusahaan. Namun, strategi restrukturisasi utang dan efisiensi operasional yang diterapkan Jasa Marga dapat membantu mengurangi risiko ini.
- Ketergantungan pada Regulasi Pemerintah: Jasa Marga sebagai BUMN sangat bergantung pada kebijakan pemerintah, baik dalam hal tarif tol, konsesi, maupun proyek pembangunan baru. Perubahan regulasi yang tidak menguntungkan dapat berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Namun, dengan dukungan penuh dari pemerintah dalam pembangunan infrastruktur nasional, risiko ini relatif terkendali.
- Persaingan dengan Infrastruktur Alternatif: Pembangunan infrastruktur lain seperti jalan nasional non-tol, jaringan rel kereta api, dan transportasi massal berbasis listrik dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap jalan tol. Meskipun demikian, dengan populasi dan urbanisasi yang terus meningkat, kebutuhan akan jalan tol tetap tinggi.
Meskipun ada risiko yang perlu
diperhatikan, fundamental bisnis Jasa Marga yang kuat serta kebijakan
strategisnya dalam ekspansi dan efisiensi operasional menjadikan saham ini
tetap menarik untuk investasi jangka panjang.
Baca Juga: Semakin Awal Anda Memulai, Semakin Baik Investasi Saham Anda
Kesimpulan
Jasa Marga telah membuktikan
kinerja keuangan yang solid dengan pertumbuhan pendapatan yang signifikan pada
tahun 2024. Meskipun EPS (TTM) mengalami penurunan, hal ini lebih disebabkan
oleh pendapatan lain-lain diluar bisnis inti Jasa Marga. Di sisi lain, valuasi saham yang kini berada di posisi undervalue
memberikan peluang emas bagi investor untuk masuk pada harga yang lebih
menarik.
Meskipun ada beberapa risiko
seperti beban utang dan ketergantungan pada regulasi, Jasa Marga tetap memiliki
prospek cerah dalam jangka panjang. Dukungan pemerintah terhadap pembangunan
infrastruktur serta strategi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi
operasional menjadi faktor yang membuat saham ini layak dipertimbangkan oleh
investor.
Bagi investor yang mencari saham
undervalue dengan potensi pertumbuhan tinggi di sektor infrastruktur, Jasa
Marga (JSMR) merupakan salah satu pilihan yang menarik.
Disclaimer: Tolong baca halaman disclaimer ini sebelum menggunakan informasi ini.
Komentar
Posting Komentar