Berinvestasi adalah salah satu
cara terbaik untuk mengelola keuangan Anda agar menghasilkan keuntungan jangka
panjang. Dua jenis investasi yang populer di Indonesia adalah saham dan
properti. Banyak orang beranggapan bahwa properti adalah investasi terbaik
karena sifatnya yang nyata dan nilainya cenderung naik dari waktu ke waktu.
Namun, jika dibandingkan lebih mendalam, saham menawarkan banyak keuntungan
yang sering kali membuatnya lebih unggul dibandingkan properti. Berikut adalah
alasan mengapa berinvestasi di saham bisa lebih baik daripada properti.
1. Modal Awal yang Lebih
Terjangkau
Berinvestasi di properti
membutuhkan modal yang besar. Harga tanah atau rumah di kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, atau Bandung bisa mencapai miliaran rupiah. Bahkan untuk
properti di pinggiran kota sekalipun, Anda harus mengeluarkan ratusan juta rupiah
untuk pembayaran awal dan biaya tambahan lainnya seperti pajak, notaris, dan
biaya perawatan.
Sebaliknya, berinvestasi di saham
jauh lebih terjangkau. Anda bisa mulai membeli saham dengan modal hanya
beberapa ratus ribu rupiah saja. Platform online trading yang berkembang pesat
di Indonesia seperti Ajaib, Bibit, atau Stockbit bahkan memungkinkan Anda untuk
membeli saham dengan nominal kecil. Ini memberikan kesempatan bagi siapa saja,
termasuk investor pemula, untuk mulai berinvestasi tanpa harus memiliki modal
besar.
2. Likuiditas yang Tinggi
Salah satu keuntungan utama saham
dibandingkan properti adalah likuiditasnya. Likuiditas merujuk pada seberapa
mudah Anda dapat mencairkan investasi menjadi uang tunai. Saham bisa dijual
kapan saja selama jam perdagangan bursa. Prosesnya cepat, biasanya hanya dalam
hitungan detik hingga menit, tergantung pada permintaan pasar.
Sebaliknya, properti memiliki
likuiditas yang sangat rendah. Menjual rumah atau tanah bisa memakan waktu
berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Anda juga perlu
menyiapkan dokumen hukum dan membayar biaya tambahan seperti komisi agen properti,
yang tentu memakan waktu dan uang.
Baca Juga: Kinerja Panca Anugrah Wisesa (saham MGLV) Bertumbuh Pesat dan Undervalue (Laporan Q2 2024)
3. Diversifikasi Portofolio
yang Lebih Mudah
Diversifikasi adalah strategi
investasi yang penting untuk mengurangi risiko. Dengan saham, Anda dapat dengan
mudah mendiversifikasi portofolio Anda dengan membeli saham dari berbagai
sektor, seperti teknologi, perbankan, atau energi. Bahkan dengan modal kecil,
Anda bisa memiliki beberapa jenis saham sekaligus.
Di sisi lain, diversifikasi dalam
properti jauh lebih sulit dilakukan karena memerlukan modal besar. Untuk
memiliki properti di lokasi berbeda atau jenis yang beragam (rumah, apartemen,
ruko), Anda membutuhkan dana yang sangat besar. Hal ini membuat properti kurang
fleksibel sebagai alat diversifikasi.
4. Potensi Keuntungan yang
Tinggi
Saham memiliki potensi keuntungan
yang sangat tinggi, terutama jika Anda berinvestasi di perusahaan yang
bertumbuh pesat. Beberapa saham bahkan memberikan keuntungan hingga ratusan
persen dalam beberapa tahun. Selain itu, saham juga memberikan dividen, yaitu
pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham, yang bisa menjadi sumber
pendapatan pasif.
Properti memang cenderung
mengalami kenaikan nilai, tetapi keuntungannya biasanya tidak sebesar saham.
Selain itu, Anda perlu memperhitungkan biaya perawatan dan pajak properti yang
dapat mengurangi keuntungan bersih Anda. Jika properti tidak disewakan, Anda
juga tidak mendapatkan pemasukan rutin seperti dividen pada saham.
5. Tidak Memerlukan Biaya
Perawatan
Saham tidak memerlukan biaya
perawatan sama sekali. Setelah Anda membeli saham, Anda hanya perlu memantau
kinerja perusahaan dan perkembangan pasar. Semua administrasi biasanya dikelola
oleh perusahaan sekuritas atau platform trading.
Sebaliknya, properti memerlukan
biaya perawatan yang tidak sedikit. Anda harus mengeluarkan uang untuk
perbaikan, renovasi, dan pemeliharaan rutin agar nilai properti tetap terjaga.
Jika properti Anda disewakan, Anda juga harus siap menghadapi kerusakan yang
mungkin terjadi akibat penyewa.
6. Risiko yang Lebih
Terkendali
Saham memang memiliki risiko
fluktuasi harga yang tinggi, tetapi risiko ini dapat dikelola dengan baik
melalui diversifikasi, analisis fundamental, dan pemahaman terhadap pasar.
Selain itu, Anda dapat memanfaatkan berbagai fitur seperti cut loss untuk membatasi
kerugian.
Sebaliknya, risiko dalam properti
lebih sulit dikendalikan. Contohnya, jika lokasi properti Anda menjadi kurang
strategis karena perubahan tata kota atau kebijakan pemerintah, nilai properti
Anda bisa turun drastis. Selain itu, bencana alam seperti banjir atau gempa
juga dapat merusak properti Anda dan menurunkan nilainya secara signifikan.
7. Akses ke Informasi yang
Lebih Mudah
Investasi saham didukung oleh
berbagai sumber informasi yang mudah diakses. Anda dapat mempelajari laporan
keuangan perusahaan, membaca berita terkini, atau mengikuti seminar dan
pelatihan yang tersedia secara online. Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menyediakan
data dan edukasi gratis untuk investor.
Sementara itu, informasi mengenai
properti sering kali terbatas dan tidak transparan. Anda mungkin harus
melakukan survei lokasi secara langsung, berkomunikasi dengan agen properti,
dan menghabiskan banyak waktu untuk memahami pasar properti di daerah tertentu.
Kurangnya informasi yang akurat bisa meningkatkan risiko kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
8. Lebih Fleksibel dan Praktis
Berinvestasi di saham bisa
dilakukan kapan saja dan di mana saja. Anda hanya memerlukan smartphone atau
komputer dengan koneksi internet untuk memulai. Dengan fitur-fitur seperti
auto-order atau alert, Anda bahkan tidak perlu terus-menerus memantau pasar.
Investasi properti jauh lebih
rumit. Anda harus mengurus berbagai dokumen, mencari lokasi, dan mungkin harus
melakukan renovasi sebelum bisa mendapatkan keuntungan. Semua ini memakan waktu
dan tenaga yang tidak sedikit.
9. Tidak Memiliki Risiko
Penyewa Bermasalah
Jika Anda memiliki properti yang
disewakan, Anda harus siap menghadapi risiko penyewa yang tidak membayar tepat
waktu, merusak properti, atau meninggalkan kewajiban mereka. Hal ini tidak
terjadi pada investasi saham. Dengan saham, Anda tidak perlu berurusan dengan
pihak ketiga, sehingga proses investasi menjadi lebih sederhana.
10. Cocok untuk Tujuan
Investasi Jangka Pendek dan Panjang
Saham cocok untuk berbagai tujuan
investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jika Anda ingin keuntungan
cepat, Anda bisa melakukan trading saham. Jika Anda ingin investasi jangka
panjang, Anda bisa memilih saham-saham blue chip yang stabil.
Sebaliknya, properti lebih cocok
untuk investasi jangka panjang karena membutuhkan waktu untuk nilai aset
meningkat. Selain itu, jika Anda memerlukan uang cepat, properti sulit dijual
dalam waktu singkat.
Baca Juga: Mengapa Kita Harus Menganalisa Secara Fundamental Sebelum Membeli Saham
Kesimpulan
Meskipun properti sering dianggap
sebagai investasi yang aman dan stabil, saham menawarkan banyak keunggulan yang
membuatnya lebih menarik bagi banyak investor. Dengan modal awal yang
terjangkau, likuiditas tinggi, potensi keuntungan besar, dan fleksibilitas yang
tinggi, saham adalah pilihan yang lebih baik untuk banyak orang, terutama
mereka yang baru memulai investasi.
Namun, seperti halnya semua jenis
investasi, saham juga memiliki risiko. Oleh karena itu, penting untuk
mempelajari dasar-dasar investasi saham, memahami risiko yang terlibat, dan
terus meningkatkan pengetahuan Anda. Dengan strategi yang tepat, berinvestasi
di saham bisa menjadi jalan menuju kebebasan finansial yang lebih cepat
dibandingkan dengan properti.
Komentar
Posting Komentar